Di sektor-sektor kritis seperti dirgantara dan perangkat medis, persyaratan kinerja komponen sangat ketat. Metode manufaktur tradisional seringkali kesulitan memenuhi tuntutan gabungan untuk konstruksi ringan, ketahanan suhu tinggi, dan ketahanan korosi. Munculnya plastik rekayasa berkinerja tinggi seperti PEEK (polyether ether ketone) dan PEI (polyetherimide, dikenal secara komersial sebagai ULTEM) telah memberikan solusi yang menjanjikan untuk tantangan ini. Namun, pemrosesan material ini yang efisien dan presisi menghadirkan hambatan baru bagi para insinyur.
Saat ini, teknologi pencetakan 3D, khususnya fused deposition modeling (FDM), telah muncul sebagai solusi yang berpotensi transformatif untuk secara langsung memproduksi komponen PEEK dan PEI. PEEK memegang kepentingan signifikan dalam aplikasi kelas atas karena sifat mekaniknya yang luar biasa, ketahanan terhadap bahan kimia, dan biokompatibilitasnya. Sementara PEI menawarkan kekuatan yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan PEEK, stabilitas dimensi dan kemampuan prosesnya yang unggul menjadikannya alternatif yang ideal, terutama dalam aplikasi yang sensitif terhadap biaya.
Pencetakan PEEK dan PEI yang berhasil menuntut peralatan pencetakan 3D khusus dengan kemampuan tertentu:
Pasar menawarkan berbagai printer 3D PEEK/PEI mulai dari model desktop hingga industri:
Saat memilih peralatan, pertimbangan harus mencakup:
Parameter proses utama yang memerlukan optimasi meliputi:
Teknik pasca-pemrosesan dapat melibatkan:
Pencetakan 3D berkinerja tinggi dengan PEEK dan PEI membuka kemungkinan baru untuk aplikasi plastik rekayasa. Melalui pemilihan peralatan yang cermat, optimasi proses, dan pasca-pemrosesan yang tepat, produsen dapat menghasilkan komponen yang memenuhi persyaratan yang paling menuntut, mendorong kemajuan teknologi di berbagai industri. Seiring dengan terus berkembangnya teknologi pencetakan 3D, PEEK dan PEI siap memainkan peran yang semakin penting dalam berbagai aplikasi.